Kamis, 29 September 2011

UHT dan Pasteurisasi

Ok,,untuk hari ini dan seterusnya blog ini akan berisi dengan hal-hal yang lebih bermanfaat. Sambil mengingat 4 tahun kebelakang, ga tau deh apa yang dipelajari selama itu..he..yang pasti selama 4 tahun ini banyak belajar tentang kehidupan..hmm..semoga aja bisa menjadikan diri ini lebih bijak dalam menghadapi apapun..aamiin..

UHT dan Pasteurisasi adalah teknologi yang sering dipakai untuk minuman dan makanan pada kemasan tetrapack, kaleng, botol kaca maupun plastik. Pada prinsipnya, teknologi UHT dan Pasteurisasi adalah sama, yaitu pemanasan. Perbedaan Pasteurisasi dengan proses UHT terletak pada suhu dan lamanya perlakuan. Pasteurisasi (yang dinamakan sesuai dengan penemunya, Louis Pasteur) adalah suatu proses memanaskan produk (dalam hal ini susu) dibawah titik didihnya, dengan tujuan untuk membunuh semua mikroorganisme pathogen. Selain membuat sari buah dalam kaleng, susu ataupun jus buah dalam tetrapack menjadi aman dikonsumsi manusia, pasteurisasi juga akan memperpanjang umur simpan karena sebagian bakteri perusak/pembusuk dalam kemasan juga mati. Pasteurisasi pada kemasan maupun produk dapat dilakukan secara LTLT (Low Temperature, Long Time) maupun HTST (High Temperature, Short Time). Pasteurisasi LTLT artinya, produk dipanaskan pada suhu 63 oC selama 30 menit. Sedangkan pasteurisasi HTST adalah memanaskan produk dalam kemasan pada 72 oC selama 16 detik, setelah itu produk yang sudah dikemas didinginkan hingga 4 oC. Produk yang telah melalui proses pasteurisasi dapat bertahan selama 12 sampai 16 hari dari tanggal atau hari pemrosesan, jika disimpan pada suhu yang ideal, yaitu 3o – 6 oC. Karenanya, produk yang telah melaui proses pasteurisasi harus disimpan dalam lemari es. Sebagai catatan, umur simpan selama itu (sampai 16 hari) hanya untuk produk yang telah melaui proses pasteurisasi yang belum dibuka. Setelah kemasan dibuka, maka harus segera dihabiskan. Pasteurisasi efektif membunuh bakteri-bakteri yang berpotensi patogenik. Namun proses ini ternyata tidak dapat mematikan sporanya, terutama spora bakteri yang bersifat termoresisten alias tahan terhadap suhu tinggi. Proses UHT (Ultra High Temperature) adalah sterilisasi parsial yang diterapkan pada produk-produk pangan, untuk melenyapkan semua bakteri pembusuk maupun pathogen berikut sporanya. Dalam proses ini, susu dipanaskan pada suhu tinggi yang melampaui titik didihnya (minimal 135 oC) selama 2 hingga 5 detik, dan selanjutnya produk dikemas dalam kemasan yang aseptik. Umur simpan produk UHT ini jauh lebih panjang daripada yang melalui pasteurisasi, bisa tahan selama 6 bulan tanpa refrigerasi (pendinginan). Tetapi ini hanya berlaku untuk produk UHT yang kemasannya belum dibuka. Begitu kemasannya dibuka, produk UHT akan mudah terkontaminasi dengan bakteri pembusuk. Oleh karena itu, setelah dibuka harus disimpan di dalam refrigerator/lemari es (suhu 3-5 oC) dan sebaiknya segera habiskan. Selain umur simpan, perbedaan antara produk yang melalui pasteurisasi dengan UHT adalah terletak pada rasa. 
Untuk produk susu, berikut perbedaannya :

2 komentar:

  1. makasi infonya ... sama ijin copas .

    BalasHapus
  2. boleh mampir di blog saya :)
    agrarisindonesia.wordpress.com
    daftarmerkcat.wordpress.com
    terlengkapdanterpercaya.wordpress.com
    https://timbanganlengkap.wordpress.com/2015/09/21/2/
    https://daftarmerkcat.wordpress.com/2015/10/08/thinner-murah-berkualitas/
    https://distributormakanansehatblog.wordpress.com/2015/10/08/supplier-makanan/
    https://distributormakanansehatblog.wordpress.com/2015/10/08/susu/

    BalasHapus